Jumat, 19 Oktober 2012

Kejamnya Inflasi

Beberapa hari yang lalu ketika sedang dalam perjalanan pulang sebuah stasiun radio tiba-tiba memutar lagu yang agak jadul yaitu lagunya grup rap Neo yang berjudul "Borju". Saya senyum-senyum sendiri ketika mendengar satu bait  yang membuat saya bertanya-tanya tahun berapakah lagu ini dirilis? karena saya merasa belum terlalu lama sebenernya tapi mendengar liriknya kok kayak udah gak relevan banget sama kondisi sekarang.
Lirik yang saya maksud adalah "...dari mobil jepang sampai sedan eropa yang harganya di atas seratus juta...". Dari lirik itu bisa ditarik makna bahwa batas antara mobil biasa dengan mobil premium (mewah) adalah seratus juta. padahal sekarang tahun 2012 harga sebuah city car di atas seratus juta. sebut saja Suzuki Karimun, Suzuki Splash, KIA Picanto, Nissan March, Honda Brio semuanya di atas seratus juta, bahkan sebagian besar di atas 150 juta. Produsen asal India TATA yang mencoba penetrasi ke Indonesiapun memasukkan line-up terendahnya yaitu Nano dengan harga 90 sekian juta. Calon mobil LCGC hasil kolaborasi Astra Daihatsu dan Toyota juga dipatok antara 80-110 juta.
Sedangkan mobil premium (mewah) sekarang ini batas harganya adalah 500 juta. Sebut saja Toyota Camry, Honda Accord, Toyota Alphard, dan Nissan Elgrand semua berharga di atas 500 juta.
Jadi tahun berapakah lagu borju ini dirilis?

Cari di mbah Google ternyata lagu Neo yang berjudul Borju ini dirilis tahun 1999 atau jaman saya SMA kelas tiga (waktu itu namanya SMU). Wah udah lama juga ternyata. Tapi apakah cukup lama untuk merubah nominal harga sebuah mobil mewah menjadi nominal yang - bahkan tidak bisa membeli city car? Tiga belas tahun dan harga mobil mewah naik 5 kali lipat lebih.

Diinget-inget lagi, ternyata ada lagu yang lebih fenomenal dalam menggambarkan inflasi. Sebuah lagu anak-anak yang sampai sekarang masih bisa kita temui. Yup bagi anda yang menjawab lagu Abang Tukang Bakso by Melissa berarti anda benar.

Dalam salah satu liriknya yang berbunyi "...satu mangkok saja dua ratus perak yang banyak baksonya..." Jelas menunjukkan bahwa seporsi bakso telah mengalami peningkatan sebesar 35 kali lipat dalam jangka waktu 22 tahun (asumsi harga semangkok bakso lewat - bukan bakso di ruko apalagi mall adalah Rp 7.000).
Apakah yang sedang terjadi? kenapa rupiah bisa merosot begitu? sampai-sampai menteri keuangan beberapa waktu yang lalu mengusulkan untuk melakukan redenominasi terhadap mata uang rupiah kita.
Koq bisa begitu?
Akan kita bahas pada pertemuan yang akan datang....
Selamat penasaran, hehehehehe...

Kamis, 16 Agustus 2012

Italian Super Cup 2012 (dari sudut pandang ekonomi)

Telat banget kayaknya ya baru bahas italian super cup 2012 sekarang, padahal pertandingan yang diselenggarakan di Beijing udah lewat 5 hari yang lalu.
Pertandingan ini memang rame banget, seru. Sarat kontroversi, beraromakan dendam, sekaligus bertabur simpati.

Juventus seperti yang kita tahu sedang proses bangkit. Setelah terperosok ke  seri B selama semusim akibat skandal Calciopoli, Juventus tidak langsung bersinar kembali ketika promosi ke seri A pada musim berikutnya. Pemain demi pemain direkrut, pelatih datang dan pergi silih berganti, namun tidak satu trofipun mampir ke lemari Juventus. Musim ini pun lagi-lagi Juventus mendapat musibah skandal Judi Bola Online, yang mengancam dihukumnya Allenatore Antonio Conte dan pemain bertahan Leonardo Bonucci.

Lain lagi dengan cerita Napoli. Beberapa musim terakhir prestasi Napoli memang cemerlang. Musim lalu Napoli bahkan berlaga di Liga Champions Eropa dan sukses mengkandaskan Juventus di partai final piala Italia, sehingga Napoli berhadapan dengan Juventus sebagai juara seri A di piala super Italia.

Pertandingan piala super Italia ini juga sempat menuai kontroversi. Napoli sempat mengancam mundur dari ajang ini. Alasan mereka adalah karena jauhnya lokasi pertandingan dan mepetnya waktu penyelenggaraan dengan bergulirnya kompetisi seri A musim 2012-2013. Claudio Marchisio pemain Juventus juga mengeluhkan hal yang sama, menurutnya Beijing dianggap terlalu jauh.

Meskipun akhirnya pertandingan tetap dilaksanakan di Beijing pada 11 Agustus 2012 lalu, namun buat saya pertandingan ini tetap kontroversi.
Bukan karena pertandingan ini diwarnai dua kartu merah untuk Napoli
   Bukan juga karena gol penalti Vidal yang dianggap menguntungkan kubu Juventus
Atau pihak Napoli yang menolak menjadi runner-up
Tapi ini masih karena pemilihan Beijing sebagai lokasi pertandingan piala super Italia kali ini. Seperti yang kita tahu Beijing adalah ibukota Cina. Saat ini Cina adalah kekuatan baru ekonomi dunia. Bukan Amerika Serikat, bukan Jepang, apalagi Negara-negara Eropa yang justru terkena krisis besar. Bahkan negara kuat macam Jerman pun harus mengalami pertumbuhan PDB sebesar 0,3% sedangkan Perancis cenderung stagnan, dan negara-negara lain termasuk Italia memiliki pertumbuhan PDB yang negatif.

Penyelenggaraan pertandingan ini di Cina menjadi sebuah pertanyaan bagi saya. Pertandingan ini pasti memberikan manfaat bagi Cina. Pendapatan dari tiket pertandingan, merchandise, sebagai media promosi, sekaligus mendatangkan hiburan bagi warganya. Agak lucu mengingat Italia lebih membutuhkan itu semua dibandingkan dengan Cina. Angka pengangguran di Italia termasuk tinggi, belum lagi defisit anggaran yang terus menerus menggerogoti kemakmuran warganya, bukankah Italia yang lebih butuh pendapatan tiket dan merchandise? Bukankah Italia lebih membutuhkan media promosi agar wisatawan bisa mendatangkan devisa? Bukankah warga Italia lebih membutuhkan hiburan saat ini?

Mungkin saya terlalu naif, karena sepakbola tetaplah sepakbola, tidak peduli kondisi ekonomi saat ini, pertandingan harus berjalan, klub harus membayar gaji pemain yang sampai milyaran rupiah per pekan, dan klub juga harus membeli pemain-pemain baru di musim mendatang. Namun bagaimanapun juga saya adalah termasuk yang diuntungkan dengan pertandingan ini.Pertama pertandingan yang diadakan di Beijing membuat jam pertandingan lebih bersahabat untuk ditonton, dan yang Kedua adalah karena hasil positif akhirnya berhasil dipetik Juventus meskipun kontroversial (Juventini mode: on).
Akhirnya meskipun masih dengan penuh tanda tanya saya hanya bisa mengucapkan Forza Juve

Kamis, 26 Juli 2012

Puasa (bisa) Bermanfaat untuk Ekonomi

Well... sebelumnya saya  mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa 1433 H mohon maaf lahir batin dan semoga setelah puasa ini kita benar-benar menjadi hamba-Nya yang bertaqwa, amiiin..

Puasa di bulan ramadhan merupakan kewajiban bagi seorang muslim setiap setahun sekali selama satu bulan. Kewajiban itu tertuang dalam QS Al-Baqarah 183:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"


Manfaat puasa sangat banyak, mulai dari manfaat terhadap rohani, lingkungan, kesehatan, dan lain-lain. Selain itu ternyata puasa dapat juga memberikan manfaat bagi perekonomian baik mikro maupun makro. Secara mikro, terutama keuangan rumah tangga selama bulan puasa logikanya pengeluaran rumah tangga menurun. Terutama yang terkait dengan konsumsi. Secara makro harga barang-barang kebutuhan rumah tangga juga bisa turun, karena permintaan akan barang-barang tersebut berkurang. Namun belakangan ini kita justru lebih sering menjumpai kondisi ekonomi yang berat baik sebelum, selama, maupun setelah bulan ramadhan. Harga sembako naik, bahkan hilang dari pasaran. Begitu juga harga makanan jadi. Akibatnya para pelaku ekonomi rumah tangga (baca: ibu-ibu) akan memutar otak lebih keras demi tetap ngebulnya asap dapur. Sedangkan dari sektor makro kenaikan harga sembako juga memaksa pemerintah mengeluarkan strategi ekstra seperti operasi pasar sampai mengimpor barang-barang kebutuhan sehari-hari.


Semua itu mungkin hal ini disebabkan pola perilaku kita yang berlebihan dalam menghadapi puasa di bulan ramadhan ini. Coba kita lihat sebelum memasuki bulan puasa Mall diserbu konsumen, mereka berbelanja  sembako (terutama gula dan telur) dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya, sirup, dan tak ketinggalan kurma. Ketika ditanya buat apa belanja sembako lebih banyak dari biasanya maka jawabannya adalah untuk menghadapi puasa. Padahal kalau dipikir di bulan-bulan yang lain kita makan 3x sehari dan di bulan puasa kita makan hanya 2x sehari, tapi belanjaan yang dibeli lebih banyak.Aneh kan?


Lalu kurma. Alasannya juga sama kurma dibeli sebagai makanan untuk berbuka puasa. Memang kurma merupakan makanan yang disunahkan untuk berbuka puasa karena nutrisinya. Tapi ketika nutrisi bisa dipenuhi dari makanan lain juga enggak masalah kan? Lagipula Rasulullah SAW berbuka dengan kurma karena beliau berada di Arab di mana pohon kurma tumbuh subur. Di Indonesia kita harus mengimpor kurma-kurma tersebut dari negara asalnya. Sehingga harga kurma ketika sampai konsumen lumayan mahal, kalaupun ada yang murah, ooo anda harus ekstra hati-hati. Bangsa ini terkenal dengan kemampuannya merekondisi semua makanan.




Kemudian sirup. Sirup juga katanya untuk pelengkap berbuka puasa. Atau kalau enggak belanja sirup biasanya tiap kali berbuka kita membeli es. Es buah, es cendol, es kolak, dan es-es yang lain. Seolah belum cukup, setiap menjelang berbuka kita juga terbiasa membeli gorengan. Pertanyaannya adalah emang biasanya kita minum es tiap hari? minum kolak tiap hari? makan gorengan tiap hari? Kalau enggak kenapa tiba-tiba di bulan puasa kita jadi aksi borong gitu ya?
Padahal selain bisa membikin bangkrut keuangan rumah tangga, aksi borong itu juga menyebabkan kita terlalu tangguh ketika berpuasa. Maksudnya? maksudnya adalah semua makanan, minuman, yang kita siapkan dan konsumsi menyebabkan kita merasa "tidak lapar" ketika puasa. Padahal salah satu tujuan kita berpuasa adalah supaya kita ikut merasakan penderitaan orang-orang yang kurang beruntung, yang tidak bisa makan tiap hari. Agar kita lebih bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang, lebih bersyukur akan anugrah yang sudah diberikan-Nya, dan jangan lupa dalam rizqi yang kita miliki ada hak orang lain juga, jadi daripada untuk belanja ta'jil mending buat berbagi. Mumpung bulan ramadhan
NB: Artikel ini dibuat untuk mengingatkan saya sendiri, namun apabila bermanfaat buat orang lain Alhamdulillah...

Rabu, 11 Juli 2012

Analisis Cagub dan Cawagub DKI

Mungkin agak telat ya postingannya, secara hari ini 11 Juli 2012 pemilukada udah diselenggarakan, tapi lebih baik agak telat kali ya daripada telat banget, hihihihi...
Sebagai orang yang belum pernah hidup di Jakarta, beberapa cagub dan cawagub terdengar asing, terutama cawagubnya. dari enam cawagub yang familiar di kuping hanya cawagub no 4 Didik Rachbini (mungkin karena saya yang kurang update juga kali ya?).
Oleh karena itu mari kita coba analisis beberapa pasangan cagub dan cawagub yang ada dari beberapa aspek - yang meskipun enggak ada hubungannya juga - tapi cukup menarik buat saya pribadi

Aspek Asal-Usul
Dari enam pasang cagub dan cawagub hanya pasangan no 1(Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli) yang keduanya lahir di Jakarta. Pasangan no 2 hanya cagub (Hendardji Supandji) yang lahir di Jakarta. Begitu pula dengan pasangan no 5 hanya cawagub (Biem Benjamin) yang lahir di Jakarta. Sedangkan pasangan no 3, 4, dan 6 baik cagub dan cawagubnya tidak lahir di Jakarta.

Aspek Pendidikan
Dari aspek pendidikan, pasangan no 4 memiliki pendidikan tertinggi yaitu baik cagub maupun cawagubnya berpendidikan doktor. Cagub no 1 berpendidikan doktor dan cawagub no1 berpendidikan S-1. Cagub no 2 berpendidikan setara S-2 dan cawagub no 2 berpendidikan S-2. Cagub no 3 berpendidikan S-1 dan cawagub no 3 berpendidikan S-2. Cagub dan cawagub no 5 berpendidikan S-2. Yang terakhir cagub no 6 berpendidikan S-1 dan cawagub no 6 berpendidikan S-3.

Aspek Usia
Cagub paling tua adalah cagub no1 (64 tahun) kemudian berturut-turut cagub no 6 (62), cagub no 2 (60), cagub no 5 (53), cagub no 4 (52), dan paling muda adalah cagub no 3 (51)
Untuk cawagub paling tua adalah cawagub no 1 (61 tahun) kemudian berturut-turut cawagub no 6 (59), cawagub no 4 (52), cawagub no 5 (48), cawagub no 3 (46), dan terakhir cawagub no 2 (43)

Nah demikian analisis saya semoga menjadi pedoman dalam memilih, Selamat Mencoblos (bukan Mencontreng lho).

Selasa, 05 Juni 2012

Tips memilih Perguruan Tinggi Swasta

Lo kok Perguruan Tinggi Swasta?
Yaa karena cuma mereka aja yang bisa dipilih, kalo PTN (perguruan Tinggi Negeri) kan justru mereka yang memilih mahasiswa. Meskipun sekarang PTN juga membuka kelas non reguler (atau apalah sebutannya) namun biasanya dikenakan biaya yang sangat tinggi.
Semakin banyaknya PTS di Indonesia ini sebenarnya memberikan keuntungan yaitu konsumen (baca: calon mahasiswa) mempunyai banyak pilihan. namun di satu sisi konsumen juga harus lebih jeli dalam memilih. Berikut ini saya mencoba memberikan tips dalam memilih PTS agar tidak menyesal nantinya karena sekali salah memilih PTS menyesalnya bisa seumur hidup :)

  1. Tentukan Jurusan. Jangan sampai memilih PTS tapi belum tahu jurusan apa yang akan diambil. Ini sama saja pilih pacar tapi belum tahu orientasi seksualnya straight ato bengkong :D
  2. Tentukan budget. Jangan sampai sudah mantap memilih PTS namun ternyata tidak terjangkau.
  3. Cari informasi sebanyak-banyaknya. Di era informasi seperti ini informasi bisa dicari lewat website kampus yang bersangkutan. Kondisi website juga sedikit banyak mencerminkan kondisi PTS. Website yang update berarti PTS tersebut mempunyai fasilitas IT yang memadai. Sebaliknya PTS dengan website yang "kadaluarsa" bisa berarti macam-macam. Bisa jadi fasilitas IT PTS tersebut memang kurang, atau memang PTSnya sudah almarhum. hehehehe.Selain melalui website, informasi PTS juga bisa dicari melalui kakak kelas yang kuliah di tempat tersebut maupun melalui alumni-alumninya (sebelumnya pastikan mereka bukan bagian dari staf pemasaran PTS tersebut, karena hasilnya bisa bias). Tanyakan mengenai proses belajar mengajar, watak dosen-dosennya, sampai kemudahan dalam memperoleh nilai, dan mengerjakan tugas akhir atau skripsi.
  4. Cek langsung ke TKP. ini sangat penting. Beberapa calon mahasiswa malas untuk mendaftar secara langsung ke kampus yang bersangkutan dan memilih untuk mendaftar via web, atau nebeng temen. Kenapa cek kondisi kampus begitu penting? Karena seringkali ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan yang ada di brosur, atau website. Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan manakala mengecek langsung ke TKP:
  • Kondisi bangunan. Ini yang biasanya berbeda. Kondisi bangunan yang tampak di brosur atau web biasanya sangat baik. Namun kita tidak tahu tahun berapa foto tersebut diambil? Atau apakah mereka menggunakan software pengolah gambar untuk membuatnya lebih indah?
  • Fasilitas. Dalam brosur atau web dapat dijumpai beberapa fasilitas yang menarik misalnya ruang kelas ber-AC, Hotspot area, Laboratorium canggih, termasuk beberapa UKM yang dijanjikan oleh PTS misalnya Futsal, bulu tangkis, tenis meja, dll. Harus dicek secara seksama apakah AC yang dimaksud benar-benar hidup dan dingin, atau hanya sekedar ruangan ber-AC namun tetap berkeringat? hotspot area juga harus dicek, apakah sinyal dan jangkauannya baik atau hanya berfungsi di ruang Dosen saja? Laboratorium canggih. Ini juga Debatable. Definisi canggih sangat luas. lemudian UKM yang ditawarkan. Beberapa PTS hanya menyediakan salah satu dari sekian UKM yang ditawarkan, biasanya dipilih yang peminatnya paling banyak.
  • Biaya kuliah. Loh bukannya bisa dilihat di brosur dan web? iya sih tapi beberapa PTS tidak sesuai. Pastikan apakah biaya tersebut sudah bersih? bagaimana dengan mata kuliah Lab? karena biasanya mata kuliah Lab dipungut biaya sendiri. Lalu berapa biaya skripsi? wisuda? karena boleh jadi biaya kuliah murah namun skripsi dan wisuda sangat mahal. Sama aja bisa masuk enggak bisa keluar.
Oke mungkin cukup untuk sementara, siapa tahu ada part-2 nya. Tapi nggak janji loh...
selamat memilih kakaaaaak...

Selasa, 14 Februari 2012

Drogba berKTP Inggris


Drogba berKTP Inggris?
Yah Drogba sepertinya berKTP Inggris, demikian pula dengan kakak beradik Yaya dan Kolo Toure, juga Gervinho.  Kenapa saya bisa menyatakan demikian? Ini mungkin berawal dari kekesalan saya terhadap kekalahan Pantai Gading atas Zambia pada laga final piala Afrika dini hari tadi. Saya bukan penggemar berat Pantai Gading apalagi Zambia. Buat saya Pantai Gading dan Zambia sama-sama layak berada di partai final. Bedanya adalah Pantai Gading merupakan tim yang bertabur bintang yang rata-rata pemainya bermain di liga Eropa. Sebutlah Didier Drogba dan Salomon Kalou (Chelsea), Yaya dan Kolo Toure (Manchester City), dan Gervinho (Arsenal). Tapi prestasi mereka di kancah internasional tak segemerlap prestasi mereka di level Klub.


Kenapa bisa demikian? Analisa ngawur saya adalah mereka sudah terlalu lama tinggal di Inggris dan bermain bola dengan gaya Inggris sehingga lupa cara bermain ala Pantai Gading. Alasan yang kedua mungkin karena motivasi mereka untuk membela negara lebih kecil dari motivasi mereka membela klub masing-masing.
Ini yang menjadi concern saya. Bahwa membela negara terkadang menjadi persoalan yang berat untuk dilakukan. Membela negara adalah berkorban demi negara. Contoh ekstremnya adalah para pahlawan yang mengorbankan segalanya demi negara. Didier drogba dan kawan-kawan juga. Mereka rela meninggalkan ketatnya kompetisi liga prtimer Inggris demi membela negara di kancah piala Afrika. Bagi seorang pemain bola, bermain di liga sebesar liga Primer Inggris adalah impian semua pemain. Setiap caps yang mereka peroleh, setiap assist yang mereka buat, setiap gol yang mereka cetak, merupakan kebanggaan bagi mereka. Meninggalkan klub untuk berlaga di timnas masing-masing merupakan pengorbanan. Mereka beresiko kehilangan gelar top scorer liga, mereka beresiko cedera panjang dan tidak bisa membela klub, bahkan sepulang dari membela timnas mereka mungkin saja digeser posisinya oleh pemain lain (beberapa klub mendatangkan pemain baru selama piala Afrika baik secara pinjam maupun permanen).
Namun bagi saya sebagai penonton amatiran pengorbanan yang dilakukan para pemain itu seperti setengah hati, mereka tidak bermain pada level tertingginya. Apakah ini terkait dengan upah mereka? Atau ada hal lain yang menurunkan motivasi mereka? Seharusnya ketika mereka memutuskan untuk membela negara mereka harus melakukan seperti mereka membela klub bagaimanapun kondisi negara mereka. Mereka harus menghormati pelatih timnas seperti mereka menghormati pelatih klub, mereka harus menghargai supporter timnas, seperti mereka menghargai supporter klub, dan mereka harus mengabdi pada kepala negara seperti mereka mengabdi pada pemilik klub.
Miris rasanya jika melihat kenyataan yang demikian. Saya salut jika ada seorang yang rela meninggalkan kemewahan yang ditawarkan negara lain demi negara sendiri. Contohnya ada pada mantan presiden Prof Habibie. Dia mendapat tawaran bekerja di Jerman dengan segala jaminan yang menggiurkan tetapi beliau memilih pulang ke Indonesia. Saya kira masih banyak Habibie-Habibie yang lain, yang masih memiliki hasrat untuk berkarya bagi Indonesia dengan tulus, tidak peduli bahwa negara ini tidak membayar setinggi negara lain, tidak peduli bahwa negara ini tidak senyaman negara lain, dan tidak peduli bahwa negara ini tidak menjanjikan apa-apa seperti janji negara lain kepada mereka. Peribahasanya “lebih baik hujan batu di negeri sendiri daripada hujan emas di negeri orang” meskipun sebenarnya lebih baik lagi hujan emas di negeri sendiri.
So, silahkan menuntut ilmu sampai ke negeri Cina, tapi jangan lupa kembali ke Indonesia dan berikanlah yang terbaik.